Keberagaman peran arsitek kota dalam membangun kota yang inklusif menjadi hal yang sangat penting dalam pembangunan perkotaan saat ini. Seiring dengan perkembangan zaman, tuntutan masyarakat akan kota yang inklusif semakin meningkat. Namun, apa sebenarnya peran arsitek kota dalam mewujudkan kota yang inklusif?
Menurut Prof. Yandi Andri Yatmo, seorang pakar arsitektur dari Universitas Indonesia, keberagaman peran arsitek kota sangat penting dalam membangun kota yang inklusif. “Arsitek kota memiliki peran yang sangat strategis dalam merancang ruang publik yang inklusif bagi semua lapisan masyarakat,” ujar Prof. Yandi.
Salah satu contoh keberagaman peran arsitek kota adalah dalam merancang transportasi publik yang ramah lingkungan dan mudah diakses oleh semua orang. Menurut Dr. Ir. Ahmad Djuhara, seorang arsitek kota yang juga aktif sebagai pengajar di Universitas Indonesia, transportasi publik yang baik adalah salah satu kunci utama dalam mewujudkan kota yang inklusif. “Kita harus memastikan bahwa transportasi publik dapat diakses oleh semua orang, tanpa terkecuali,” ujar Dr. Ahmad.
Selain itu, keberagaman peran arsitek kota juga terlihat dalam merancang hunian yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Menurut Dr. Ir. Iskandar Zulkarnain, seorang arsitek kota yang juga aktif dalam organisasi Arsitek Muda Indonesia, hunian yang terjangkau adalah salah satu faktor penting dalam menciptakan kota yang inklusif. “Kita harus memastikan bahwa setiap orang memiliki akses terhadap hunian yang layak, tanpa terkecuali,” ujar Dr. Iskandar.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keberagaman peran arsitek kota memegang peranan yang sangat penting dalam membangun kota yang inklusif. Melalui kerja sama antara arsitek kota, pemerintah, dan masyarakat, kita dapat menciptakan kota yang ramah, inklusif, dan berkelanjutan untuk semua orang. Sebagaimana dikatakan oleh Jane Jacobs, seorang tokoh urbanis terkenal, “Kota yang paling sukses adalah kota yang menciptakan ruang untuk semua orang, tanpa membedakan status sosial atau ekonomi.”